Tanah Asem Aseman

 Sering saat saya turun lapang dulu pada tahun 2010 disebuah desa terpencil di pacitan dengan kondisi lahan marginal tanam padi 1 tahun sekali. Dari hasil percakapan dengan para  petani  setempat mengungkap bahwa semenjak mengenal phonska dan urea pada awal pemakaian terjadi peningkatan produktivitas diatas rata rata sehingga penggunaan kotoran kambing ditinggalkan karena cenderung praktis apalagi bersubsidi waktu itu akan tetapi setelah 10 tahun pemakaian kini timbul masalah berupa tanah yang bantat, mudaah terserang hama, dan cenderung terjadi penurunan hasil. salah satunya diakibatkan kondisi tanah yang masam.  hal ini juga terjadi di  china yang pada akhirnya harus kehilangan sebagian tanah produktivnya karena tidak lagi bisa ditanami dan sejak 2005 mereka mulai mengenal pemupukan berimbang.

sebenarnya sudah tersedia cara mengendalikan keasaman yaitu dengan memberikan bahan yang bersifat basa atau yang dikenal dengan kaptan/ kapur pertanian. Dosis kaptan bisa diliat di sini atau gambar berikut

Namun produktivitas pertanian tidak selesai begitu saja ketika keasaman tersebut dapat diatasi. untuk memaksimalkan penyerapan akar akan nutrisi yang ada dalam tanah maka diperlukan aktivitas kapasitas tukar kation yang sering diuji dengan indikator lampu meski sebenarnya kurang valid jika dibandingkan dengan uji npk portable tapi sayang perangkat uji tersebut tidak secara massal diproduksi/ dibawa oleh masing masing PPL setempat.




Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Tanah Asem Aseman"

Post a Comment